Achmad Mustafa Bisri
Penyair, pelukis dan tokoh Islam dari Indonesia
Hidup: 1944 -
Kategori: Politics | Artis | Penyair (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 10 augustus 1944
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 43.
-
Adalah terlalu berani membawa ayat-ayat dan sunah Rasul SAW untuk kepentingan politik praktis. Itu merupakan pelecehan dan sekaligus membuat umat bingung. Lihatlah, tokoh partai ini menggunakan ayat dan hadis ini untuk mendukung partainya. Apa ini tidak membingungkan masyarakat? Bila kemudian, dengan menggunakan sabda Allah dan Rasul-Nya, masyarakat awam meyakininya sebagai kebenaran mutlak, apa tidak terjadi sikap mutlak-mutlakan antar pendukung partai? Kalau tidak mengerti politik, mbok sudah, rela saja tidak usah berpolitik, daripada membawa-bawa agama. Apakah tokoh-tokoh yang suka membawa-bawa ayat dan hadis itu tidak memikirkan akibatnya di dunia maupun di akhirat kelak? Bagaimana kalau masing-masing pendukung yang awam itu meyakini bahwa mendukung partainya sama dengan mendukung agama dan memperjuangkan partainya sama dengan jihad fi sabilillah?
Sumber: Lukisan Kaligrafi 15― Achmad Mustafa Bisri -
Orang yang tidak mampu melihat kekurangannya sendiri, sulit bisa melihat kelebihan-kelebihan orang lain.
― Achmad Mustafa Bisri -
Geram pada malam tak hilangkan kelam, murka pada siang tak sirnakan bayang.
― Achmad Mustafa Bisri -
Malaikat tidak pernah salah, setan tidak pernah benar. Manusia bisa salah dan benar, maka kita dianjurkan saling mengingatkan bukan menyalahkan.
― Achmad Mustafa Bisri -
Penampilan luar orang belum tentu menggambarkan pribadinya, bahkan seringkali kita terkecoh kalau hanya melihat penampilan seseorang. Bukankah kita sering melihat orang yang tampaknya sopan dan halus, ternyata tabiatnya suka menghasut.
Sumber: Lukisan Kaligrafi 89― Achmad Mustafa Bisri -
Sebelum menendang, perlu engkau sadari bahwa engkau akan berdiri dengan satu kaki saja.
― Achmad Mustafa Bisri -
Boleh berhenti sekolah, tapi jangan berhenti belajar.
― Achmad Mustafa Bisri -
Iman tidaklah sekedar ucapan, tapi amanah dan tanggung jawab.
― Achmad Mustafa Bisri -
Menghormati orang lain adalah bagian dari menghormati diri sendiri.
― Achmad Mustafa Bisri -
Ada yang sibuk memperdebatkan ibadah, hingga tak sempat ibadah.
― Achmad Mustafa Bisri -
Orang itu kan macam-macam tabiatnya. Ada yang kasar, ada yang lembut. Ada yang sopan, ada yang tidak. Kita sendiri memang harus berusaha menjadi orang yang lembut dan sopan, tapi kan tidak harus membenci mereka yang belum bisa bersikap begitu.
Sumber: Lukisan Kaligrafi 89― Achmad Mustafa Bisri -
Kecantikan batiniahmu dapat memperelok lahiriahmu dan tidak sebaliknya.
― Achmad Mustafa Bisri -
Kalau pengajian-pengajian itu jelas pengaruhnya pada jamaah sih tidak masalah. Ini tidak. Pengajian-pengajian yang begitu intens dan begitu tinggi volumenya itu sepertinya hanya masuk kuping kanan dan langsung keluar lagi dari kuping kiri. Tak membekas. Buktinya mereka yang bakhil ya tetap bakhil; yang hatinya kejam ya tetap kejam; yang suka berkelahi dengan saudaranya ya masih terus berkelahi; yang bebal terhadap penderitaan sesama juga tidak kunjung menjadi peka; yang suka menang-menangan ya tidak insaf. Pendek kata, seoalah-olah tidak ada korelasi antara pengajian dengan mental yang diberi pengajian.
Sumber: Lukisan Kaligrafi 22― Achmad Mustafa Bisri -
Berusahalah membalas kebaikan orang, meski dengan sekedar berdoa baik untuknya. Tapi jangnlah mengharap balasan keabaikanmu kepada orang.
― Achmad Mustafa Bisri -
Kerendahanmu tidak akan terangkat dengan merendahkan orang lain.
― Achmad Mustafa Bisri -
Caci maki dan fitnah sama sekali bukanlah argumentasi dan jauh dari akhlak Islami.
― Achmad Mustafa Bisri -
Orang yg hanya mendengarkan suaranya sendiri, apa bedanya dengan orang tuli?
― Achmad Mustafa Bisri -
Berbuat baik sajalah dan biarkan mereka yang menerima kebaikanmu yang mengingatnya.
― Achmad Mustafa Bisri -
Kebencian yang bercampur dengan iri dengki menyebabkan orang kalap dan seringkali menghalalkan segala cara.
― Achmad Mustafa Bisri -
Sombong ialah lebihan ketololan dimana pemiliknya tak tahu harus dikemanakan.
― Achmad Mustafa Bisri