Kata-kata Bijak dari Abdurrahman Wahid

Abdurrahman Wahid

Abdurrahman Wahid

Presiden ke-4 Indonesia

Hidup: 1940 - 2009

Kategori: Politics Negara: FlagIndonesia

Lahir: 7 September 1940 Meninggal: 30 Desember 2009

Kata-kata Bijak 21 s/d 40 dari 65.

  • Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tanpa membeda-bedakan.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +78
  • Tujuh puluh persen wilayah Indonesia adalah air asin, karena itu mengapa kita mengimpor garam? Okelah kalau bodoh, tapi mengapa sengaja bodoh?
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +65
  • Di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso).
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +60
  • Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +56
  • Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalo kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, karena orang tidak pernah tanya apa agamamu.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +55
  • Kalau Anda tidak ingin dibatasi, janganlah Anda membatasi. Kita sendirilah yang harusnya tahu batas kita masing – masing.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +54
  • Agama jangan jauh dari kemanusiaan.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +53
  • Membiarkan terjadinya korupsi besar-besaran dengan menyibukkan diri dengan ritus-ritus hanya akan berarti membiarkan berlangsungnya proses pemiskinan bangsa yang semakin melaju.
    Sumber: Tuhan Tidak Perlu Dibela 87
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +52
  • Negara ini paling kaya di dunia, tetapi sekarang jadi paling melarat, karena koruptor tidak ditindak.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +47
  • Islam yes, partai politik ( islam ) no.
    Sumber: Tuhan Tidak Perlu Dibela 4
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +45
  • Allah itu maha besar. Ia tidak memerlukan pembuktian akan kebesaran-Nya. Ia Maha Besar karena Ia ada, apapun yang diperbuat orang atas diri-Nya, sama sekali tidak ada pengaruhnya atas wujud-Nya dan atas kekuasaan-Nya.
    Sumber: Tuhan Tidak Perlu Dibela h. 67
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +43
  • Keberhasilan pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam mensejahterakan umat yang mereka pimpin.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +43
  • Kita butuh Islam yang ramah bukan Islam yang Marah.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +38
  • Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab, bukan untuk "aku" jadi "ana" bukan "sampean" jadi "antum", "sedulur" jadi "akhi". Pertahankan apa yang jadi milik kita, kita harus serap ajarannya bukan budaya Arabnya.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +37
  • Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +37
  • Islam janganlah dihayati sebagai ideologi alternatif. Ia harus dilihat sebagai hanya salah satu elemen ideologis yang melengkapi bangunan keindonesiaan yang telah terbentuk.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +35
  • Saya tidak khawatir dengan dominasi minoritas. Itu lahir karena kita yang sering merasa minder.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +35
  • Ternyata kepentingan Nasional memiliki hukum-hukumnya sendiri, yang dalam banyak hal 'dimanfaatkan' untuk kepentingan agama. Ia dapat menciptakan ikatan kebangsaan untuk mengkonkretkan hidup beragama. Tidak sebaliknya.
    Sumber: Tuhan Tidak Perlu Dibela h. 71
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +35
  • Tergantung pemerintah. Kalau pemerintah campur tangan terus dalam segala hal yang terjadi, adalah kami tidak ada jalan lain adalah membisikkan pada para pemilih golput aja bareng-bareng.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +33
  • Saya mengatakan kepada murid-murid bahwa kita mampu mendesak tanpa melakukan kekerasan, dan kita bisa berjalan ke arah demokrasi tanpa kekerasan. Dengan cara itu, Tuhan akan merestui kita.
    Abdurrahman Wahid
    - +
    +32
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Abdurrahman Wahid akan selalu Anda temukan di (halaman 2)

Tentang Abdurrahman Wahid

Gus Dur dilahirkan pada tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang di Pesantren milik kakeknya. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Putra pasangan KH. Wahid Hasyim dan Hj. Sholeh sejak berusia belasan tahun, beliau sudah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan juga buku-buku.

Selain hobinya membaca, beliau juga suka bermain bola, catur dan musik. Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Setelah itu beliau tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Pada 20 Oktober 1999, Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4.

Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Beliau wafat pada 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 WIB pada usia 69 tahun.