Abdurrahman Wahid
Presiden ke-4 Indonesia
Hidup: 1940 - 2009
Kategori: Politics Negara: Indonesia
Lahir: 7 September 1940 Meninggal: 30 Desember 2009
Tentang Abdurrahman Wahid
Gus Dur dilahirkan pada tanggal 4 Agustus 1940 di desa Denanyar, Jombang di Pesantren milik kakeknya. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Putra pasangan KH. Wahid Hasyim dan Hj. Sholeh sejak berusia belasan tahun, beliau sudah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan juga buku-buku.
Selain hobinya membaca, beliau juga suka bermain bola, catur dan musik. Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Setelah itu beliau tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Pada 20 Oktober 1999, Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4.
Selama menjadi presiden, tidak sedikit pemikiran Gus Dur kontroversial. Beliau wafat pada 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 WIB pada usia 69 tahun.
Buku dari Abdurrahman Wahid
Telusuri kata bijak dari Abdurrahman Wahid yang mengandung salah satu kata berikut:
Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 65.
-
Sabar itu gak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti gak sabar.
― Abdurrahman Wahid -
Sabar itu gak ada batasnya, kalau ada batasnya berarti gak sabar.
― Abdurrahman Wahid -
Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
― Abdurrahman Wahid -
Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
― Abdurrahman Wahid -
Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan.
― Abdurrahman Wahid -
Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan.
― Abdurrahman Wahid -
Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
― Abdurrahman Wahid -
Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.
― Abdurrahman Wahid -
Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.
― Abdurrahman Wahid -
Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.
― Abdurrahman Wahid -
Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk aku jadi ana, sampeyan jadi antum, sedulur jadi akhi. Kita pertahankan milik kita, kita harus filtrasi budayanya, tapi bukan ajarannya.
― Abdurrahman Wahid -
Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab. Bukan untuk aku jadi ana, sampeyan jadi antum, sedulur jadi akhi. Kita pertahankan milik kita, kita harus filtrasi budayanya, tapi bukan ajarannya.
― Abdurrahman Wahid -
Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tenpa mebedakan latar belakang ras, suku agama dan asal muasal, di muka-undang-undang.
― Abdurrahman Wahid -
Demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan setiap warga negara tenpa mebedakan latar belakang ras, suku agama dan asal muasal, di muka-undang-undang.
― Abdurrahman Wahid -
Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan.
― Abdurrahman Wahid -
Perpustakaan adalah tempat untuk memenuhi dahaga ilmu pengetahuan.
― Abdurrahman Wahid -
Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yang tak mudah, kita bukan tokoh dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan.
― Abdurrahman Wahid -
Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yang tak mudah, kita bukan tokoh dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan.
― Abdurrahman Wahid -
Al-Qur'an sudah menetapkan agama yang benar disisi Allah adalah Islam. Namun tidak berarti negara tidak boleh memberikan perlakuan yang sama kepada semua agama.
― Abdurrahman Wahid -
Al-Qur'an sudah menetapkan agama yang benar disisi Allah adalah Islam. Namun tidak berarti negara tidak boleh memberikan perlakuan yang sama kepada semua agama.
― Abdurrahman Wahid