Kata-kata Bijak dari A. Warits Rovi

  • Kala itu angin yang menyunggi harum tebu menatah silir lirih di wajah mereka dan bulan terapung mendamba sirip di lautan kabut-kabut tipis..
  • Kita bersanding sepotong rembulan
malam dan pekat kopi ia singgahi
lalu bermukim dalam puisi.
  • Keheningan menyelimuti bumi. Tinggal suara daun jatuh menggubah sajak di hamparan gelap.
  • Dan aku meneguknya atas nama kenangan.
  • Tegukan teh terakhir menyelami tenggorokan, menghapus wajah beberapa wanita lain yang pernah singgah di hatiku.
  • Bunyi derak lirih membangkitkan cerita-cerita silam. Angin pagi silir pelan mengeriap ke telapak tangan.
  • Matahari berangsur lenyap dari balik pohon kesambi. Kesunyaan merayap, dingin menyergap.
  • Betapa daun-daun yang tanggal sama dengan air matanya, selalu setiap hari.
  • di tengkuk bumi.
ambil barang seutas
pelengkap sajak ladang
kutuk bagi kemarau.
  • Seekor burung kenari bersiul sambil mematuk buah mentimun dalam sangkar bambu.
  • Jari-jemarinya lentik berpencar bagai rekahan bunga, berayun, ikuti lengannya yang bergerak halus dan pelan.
  • Satu seruputan teh hangat menyisakan kenangan di bibir.
  • Sedikit-sedikit ia ingat perihal kata hatinya bahwa hidup manusia adalah jagung pipilan dalam gilingan revolusi waktu, hingga semua pasti berubah, bagai biji jagung menghalus lalu menjadi nasi.
  • Suaranya terpantul merdu menunggang angin, dilengkapi ritme suara lesapan kembang kemboja yang tanggal bertapak ke tanah.
+11

Kata-kata Bijak 1 s/d 20 dari 52.

  • Kala itu angin yang menyunggi harum tebu menatah silir lirih di wajah mereka dan bulan terapung mendamba sirip di lautan kabut-kabut tipis..
    A. Warits Rovi
    - +
    +27
  • Kita bersanding sepotong rembulan
    malam dan pekat kopi ia singgahi
    lalu bermukim dalam puisi.
    A. Warits Rovi
    - +
    +25
  • Keheningan menyelimuti bumi. Tinggal suara daun jatuh menggubah sajak di hamparan gelap.
    A. Warits Rovi
    - +
    +15
  • Dan aku meneguknya atas nama kenangan.
    A. Warits Rovi
    - +
    +14
  • Sepanjang-panjangnya cerita
    akan tamat di lambung keranda.
    A. Warits Rovi
    - +
    +13
  • Aku hanya bisa menatap dengan bola mata orang dungu.
    A. Warits Rovi
    - +
    +12
  • ...pohon itu sama dengan dirinya; hidup di bumi sekadar pelengkap bagi lagu sunyi.
    A. Warits Rovi
    - +
    +11
  • Tegukan teh terakhir menyelami tenggorokan, menghapus wajah beberapa wanita lain yang pernah singgah di hatiku.
    A. Warits Rovi
    - +
    +11
  • Matanya terpejam. Helai-helai rambut legam menjuntai dari selembar kain jilbab yang ia kenakan.
    A. Warits Rovi
    - +
    +10
  • Bunyi derak lirih membangkitkan cerita-cerita silam. Angin pagi silir pelan mengeriap ke telapak tangan.
    A. Warits Rovi
    - +
    +9
  • Dalam sitatap sederhana
    kau cermin yang abadi
    dan aku bayangan penuh sunyi
    A. Warits Rovi
    - +
    +9
  • Hanya ia hilang ingatan. Ia berjalan dari satu kota ke kota lain, menyusur sunyi dan keramaian dengan tubuh dan pakaian tak terurus.
    A. Warits Rovi
    - +
    +9
  • Sesekali ia diguncang batuk dan jarinya menggaruk kepala yang dipenuhi jerumbai uban dan kutu.
    A. Warits Rovi
    - +
    +9
  • Ada tangis mengiris senyap senja, angin menyaput dengan wangi kamboja.
    A. Warits Rovi
    - +
    +7
  • Dan para tetangga berdatangan dengan ucap sungkawa seraya menderaikan air mata.
    A. Warits Rovi
    - +
    +7
  • Kami tertawa di antara cerita-cerita, berseling suapan dan kunyahan dengan gemeretak bunyi yang membuat goyang bibir semakin lincah.
    A. Warits Rovi
    - +
    +7
  • Matahari berangsur lenyap dari balik pohon kesambi. Kesunyaan merayap, dingin menyergap.
    A. Warits Rovi
    - +
    +7
  • Betapa daun-daun yang tanggal sama dengan air matanya, selalu setiap hari.
    A. Warits Rovi
    - +
    +6
  • Kunang-kunang datang memenuhi telapak tangan
    mencari peta dari garis-garis yang belah
    mungkin pada yang berliuk ke arah jari telunjuk
    takdir tanah madura digambarkan.
    A. Warits Rovi
    - +
    +6
  • Saat menatap wajah perempuan itu, si lelaki bisa menemukan peta masa lalunya.
    A. Warits Rovi
    - +
    +6
Semua kata bijak dan ucapan terkenal A. Warits Rovi akan selalu Anda temukan di JagoKata.com

Tanya Jawab

Apa kutipan paling terkenal dari A. Warits Rovi?

Dua kutipan paling terkenal dari A. Warits Rovi adalah:

  • "Kala itu angin yang menyunggi harum tebu menatah silir lirih di wajah mereka dan bulan terapung mendamba sirip di lautan kabut-kabut tipis.."
  • "Kita bersanding sepotong rembulan
    malam dan pekat kopi ia singgahi
    lalu bermukim dalam puisi."

Apa saja buku terkenal karya A. Warits Rovi?

Beberapa buku terkenal karya A. Warits Rovi adalah "Sinden Sunyi", "Teh Kenangan" dan "Sepasang Kekasih di Atas Loteng".