Alberthiene Endah
Penulis dari Indonesia
Hidup: 1970 -
Kategori: Penulis (Modern) Negara: Indonesia
Lahir: 16 September 1970
Kata-kata Bijak 1 s/d 19 dari 19.
-
Emma adalah perjalanan keberanian. Dalam dirinya yang lembut dan sangat halus, ia seseorang yang kokoh. Aku bersamanya ketika ia terus-menerus melahirkan anak, takdir perempuan yang hidup dalam alam tiada KB. Aku bersamanya ketika kami berlayar selama ratusan hari untuk menginjak Tanah Suci ketika tubuhku belum lagi setinggi panggulnya. Jusuf adalah laki-laki yang dibesarkan dalam alam poligami. Hidupnya didampingi seorang ibu yang menapaki hari dengan batin terluka. Tapi Emma adalah perempuan indah yang perkasa. Setelah badai yang luar biasa, ia muncul lagi di tengah gelombang dan membalikkan keadaan. Kisah Emma adalah ajaran keberanian sepanjang masa.
Athirah― Alberthiene Endah -
Inilah susahnya menghadapi kaum hawa. Kau tak akan mendapat jawaban ketika kau membutuhkan jawaban. Dan, kau diajak berputar dalam perjalanan rumit ketika kau bahkan tak melihat sesuatu yang rumit.
Athirah― Alberthiene Endah -
Kau mungkin telah kehilangan ibumu. Dan, kau merasa ia telah benar-benar pergi. Kau tahu ia berada di suatu tempat yang kau yakini sebagai pelabuhan paling abadi. Kau mendoakannya setiap waktu, menaburkan kembang dengan jemari yang menyimpan rindu, lalu meninggalkan pemakaman dengan hati kehilangan. Lalu, kau menciptakan jarak, atau lebih tepatnya secara alamiah kau diarahkan untuk membuat jarak. Dan, ibumu tinggal menjadi kenangan.
Athirah― Alberthiene Endah -
Setiap perempuan boleh angkuh memutuskan kepada siapa cinta dan kepercayaan hendak diberikan.
Athirah― Alberthiene Endah -
Seorang ksatria tak boleh hanya mengandalkan informasi orang lain. Kau berjuanglah mencari tahu di mana rumahnya. Kalau kau benar kepincut kepadanya, jangan tunggu matahari tenggelam untuk berkenalan dengannya.
Athirah― Alberthiene Endah -
Hanya gadis yang punya pendirian kuatlah yang layak kau buru. Gadis yang bahkan tak peduli kau siapa dan bagaimana keluargamu…
Athirah― Alberthiene Endah -
Jika perempuan tak cinta, sebesar apa pun usaha laki-laki, sulit untuk mendapatkan hatinya.
Athirah― Alberthiene Endah -
Mengapa kita harus berpura-pura tak sedih? Mengapa kita tak berjuang saja merebut Bapak?
Athirah― Alberthiene Endah -
Ibuku tak pernah pergi. Ia berjalan bersamaku. Ia hilang timbul mengikuti pikiranku yang habis tersedot dunia. Tapi seperti yang kukatakan, ia selalu bisa menarikku kembali ketika dunia terlalu hiruk pikuk untukku. Aku, bocah yang selalu diasuhnya. Masih, hingga kini.
Athirah― Alberthiene Endah -
Kita memiliki pola juang yang hampir sama di awal pernikahan. Kau, istrimu, berjuang bersama. Mirip seperti Bapak dan Emma yang juga berjuang bersama, walau kondisi di zaman kami dan zamanmu kini tentu berbeda. Dan Bapak harap kau memiliki lanjutan kehidupan yang tidak sama dengan Bapak. Jaga Mufidah dengan sepenuh hatimu.
Athirah― Alberthiene Endah -
Perempuan itu jahat! Tega betul dia merebut Bapak. Aku benci!. Mengapa Emma tidak melawan? Apa salah dia, dan apa salah kita. MengapaBapak mau lari kepada perempuan itu?
Athirah― Alberthiene Endah -
Yang menyakitkan adalah bagaimana menempa perasaan kami untuk tahan dari sorotan orang lain.
Athirah― Alberthiene Endah -
Emma, kau telah berhasil memberi kami pengajaran paling penting dalam hidup. Bagaimana batin bisa terjaga ikhlas dan penuh syukur saat melintasi berbagai peristiwa. Dan bagaimana menciptakan damai di atas kondisi yang tak adil sekalipun. Hidupmu adalah cahaya yang tak pernah mati.
Athirah― Alberthiene Endah -
Kau telah mati jika tak lagi memberimu alasan untuk bersabar.
Athirah― Alberthiene Endah -
Laki-laki memang tak sepenuhnya bisa diyakini. Cinta yang sangat kuat dengan fondasi yang kukuh di awal tak menjamin munculnya kesetiaan yang abadi.
Athirah― Alberthiene Endah -
Satu-satunya yang tak bisa dikubur dengan baik adalah cinta.
Athirah― Alberthiene Endah -
Hati laki-lakiku belajar tentang rasa sakit yang diperbuat kaum adam kepada hawa. Ketika kesetiaan tak berbuah kesetiaan.
Athirah― Alberthiene Endah -
Kau tak akan pernah kehilangan ibumu. Energinya akan ada besertamu sepanjang hidup.
Athirah― Alberthiene Endah -
Pengalaman terberat seorang anak dalam kasus poligami, ketika harus menyaksikan salah satu dari orangtua menahan pedih atau peristiwa menekan itu.
Athirah― Alberthiene Endah
Semua kata bijak dan ucapan terkenal Athirah dari Alberthiene Endah akan selalu Anda temukan di JagoKata.com
Lihat semua kata-kata bijak dari Alberthiene Endah
Kata kunci dari kata bijak ini:
Penulis serupa
-
Pramoedya Ananta Toer
Penulis dari Indonesia 437 -
Tere Liye
Penulis dari Indonesia 409 -
Primadonna Angela
Penulis dari Indonesia 304 -
Boy Candra
Penulis dari Indonesia 298 -
Winna Efendi
Penulis dari Indonesia 282 -
Oscar Wilde
Penulis dari Irlandia 281 -
Orizuka
Penulis dari Indonesia 273 -
Arumi E.
Penulis dari Indonesia 261