Kata-kata Bijak: dari Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer

Penulis dari Indonesia

Lahir: 1925-2006

  • Pramoedya Ananta Toer
  • Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan.
  • Saya selalu percaya dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.
  • Pada akhirnya persoalan hidup adalah persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka mati sekali daripada berkali-kali.
  • Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri.
  • Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian.
+3

Kata-kata Bijak 61 s/d 80 dari 437.

  • Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah.
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +59
  • Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya, dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakatnya-masyarakat yang menaikkannya, atau yang membiarkannya naik.... Pohon tinggi dapat banyak angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon tinggi.
    Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +57
  • Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya-kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.
    Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +56
  • Kekuatan yang kita miliki mungkinlah tidak sebanding dengan ketidakadilan yang ada, tapi satu hal yang pasti: Tuhan tahu bahwa kita telah berusaha melawannya.
    Sumber: Anak semua bangsa
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +56
  • Jauh sebelum Eropa beradab, bangsa Yahudi dan Cina telah menggunakan nama marga. Adanya hubungan dengan bangsa-bangsa lain yang menyebabkan Eropa tahu pentingnya nama keluarga…Kalau pribumi tak punya nama keluarga, memang karena mereka tidak atau belum membutuhkan, dan itu tidak berarti hina. Kalau Nederland tak punya Prambanan dan Borobudur, jelas pada jamannya Jawa lebih maju daripada Nederland.
    Sumber: Bumi Manusia
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +55
  • Dahulu, nenek moyangmu selalu mengajarkan, tidak ada yang lebih sederhana daripada hidup: lahir, makan-minum, tumbuh, beranak-pinak dan berbuat kebajikan.
    Sumber: Bunda 65
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +54
  • Sebagai pengarang saya masih lebih percaya kepada kekuatan kata daripada kekuatan peluru yang gaungnya hanya akan berlangsung sekian bagian dari menit, bahkan detik.
    Sumber: Anak Semua Bangsa (1981)
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +51
  • Tak akan ada kampung sebersih ini di atas gunung kalau tak ada kerukunan di antara para penghuni.
    Sumber: Perawan Dalam Cengkeraman Militer
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +51
  • Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada ketuaan, mereka dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi pada kemudaan impian itu.
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +51
  • Bagiku, kata-kata hiburan hanya sekedar membasuh kaki. Memang menyegarkan. Tapi tiada arti.
    Sumber: Arus Balik: Sebuah Epos Pasca Kejayaan Nusantara di Awal Abad 16
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +50
  • Kowé kira, kalo sudah pake pakean Eropa, bersama orang Eropa, bisa sedikit bicara Belanda lantas jadi Eropa? Tetap monyet!
    Sumber: Anak semua bangsa
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +50
  • Dan doa-doa itu, apa artinya dia kalau bukan gerakan dari minus ke plus? Tahu kau apa artinya doa? Permohonan pada Tuhan, gerakan dari yang paling minus pada yang paling plus.
    Sumber: Jejak Langkah (1985)
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +49
  • Dan dengan langkah berat pergilah aku meninggalkan rumahsakit itu; rumah tempat orang yang tak bebas mempergunakan tubuh dan hidupnya sendiri.
    Sumber: Bukan Pasarmalam
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +48
  • Memang aku seorang pelacur, tuan kolonel. Tapi aku masih berhak mempunyai kehormatan. Karena, aku tidak pernah menjual warisan nenekmoyang pada orang asing.
    Sumber: Larasati
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +48
  • Orang bilang ada kekuatan-kekuatan dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya .
    Sumber: Bumi Manusia (1980) , h. 409
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +48
  • Alam dan manusia telah membikinnya tidak brdaya dalam umur yang baru setengah abad. Sejak meninggalkan kampung halaman dan keluarga ia hanya mengenal penderitaan, tindasan, dan aniaya. Kami hanya dapat menangis dalam hati. Dan itupun tidak berguna. Orang-orang Jepang yang telah menindasnya sampai ia jadi begitu sekarang mungkin hidup senang di tengah keluargaya. Ya, sejak 1950, mungkin sudah sejak 1945.
    Sumber: Perawan Dalam Cengkeraman Militer
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +45
  • Di dunia ini tak ada sesuatu kegirangan yang lebih besar daripada kegirangan seorang bapak yang mendapatkan anaknya kembali.
    Sumber: Bukan Pasar Malam (1951)
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +45
  • Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa sahabat hidup akan terlalu sunyi.
    Sumber: Bumi Manusia
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +45
  • Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +44
  • Seorang pelayan wanita menghidangkan susu coklat dan kue. Dan pelayan itu tidak datang merangkak-rangkak seperti pada majikan Pribumi. Malah dia melihat padaku seperti menyatakan keheranan. Tak mungkin yang demikian terjadi pada majikan Pribumi: dia harus menunduk, menunduk terus. Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain.
    Sumber: Bumi Manusia
    ― Pramoedya Ananta Toer
    - +
    +44
Kata-kata Pramoedya Ananta Toer - quotes, kata mutiara, kata bijak dan kutipan dari Pramoedya Ananta Toer yang terbaik dan terkenal: 437 ditemukan (halaman 4)

Tentang Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya dilahirkan di Blora pada tahun 1925 di jantung pulau jawa di sebelah timur Pulau Sumatera, sebagai anak sulung dalam keluarganya.

Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan ibunya seorang penjual nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer" sebagai nama keluarganya.

Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, dan kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia.

Pada 30 April 2006 pukul 08.55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun.

Sumber Wikipedia

Kata kunci dari kata bijak ini:

  1. masyarakatnya-masyarakat
  2. kehebatannya-kehebatan
  3. kekuatan-kekuatan
  4. merangkak-rangkak
  5. keluarga…kalau
  6. bangsa-bangsa

Tokoh yang sama